liputanpublik.com- Negara Pasifik Tonga mengeluarkan peringatan tsunami pada hari Sabtu (15/01/2022) setelah gunung berapi bawah laut meletus pada hari Jum’at pagi (14/01/2021), mengirim gelombang besar menerjang pantai dan orang-orang bergegas ke tempat yang lebih tinggi karena besar kemungkinan akan memicu tsunami gelombang kedua di daerah itu dalam beberapa hari kedepan.
Tidak ada laporan korban atau tingkat kerusakan dalam letusan itu karena komunikasi dengan negara kecil itu bermasalah. Video yang diposting ke media sosial menunjukkan gelombang besar menyapu pantai di daerah pesisir, berputar-putar di sekitar rumah dan bangunan.
BMKG Tonga mengatakan peringatan tsunami berlaku untuk seluruh wilayahTonga.
Militer Selandia Baru mengatakan sedang memantau situasi dan tetap siaga, siap membantu jika diminta.
Sebelumnya, situs berita Matangi Tonga melaporkan bahwa para ilmuwan mengamati ledakan besar, guntur dan kilat di dekat gunung berapi setelah adanya letusan pada Jumat pagi.
Situs gambar satelit menunjukkan segumpal abu, uap, dan gas sejauh 5 km (3 mil) membumbung ke udara hingga sekitar 20 km (12 mil).
Letusan itu begitu kuat sehingga terdengar seperti “suara guntur yang keras” di Fiji lebih dari 800 kilometer (500 mil), kata para pejabat di Suva. Pihak berwenang di Fiji terdekat juga mengeluarkan peringatan, memberitahu orang-orang untuk menghindar dar garis pantai karena arus kuat dan gelombang yang berbahaya.
Lebih dari 2.300 km (1.400 mil)jaraknya di Selandia Baru, para pejabat memperingatkan gelombang badai dari letusan tersebut
Badan manajemen darurat Selandia Baru mengeluarkan peringatan tentang aktivitas tsunami untuk pantai utara dan timurnya dengan daerah yang diperkirakan akan mengalami arus kuat dan tidak biasa, dan gelombang pasang yang tidak terduga di pantai.
Badan Manajemen Darurat Nasional mengatakan beberapa bagian dari Selandia Baru mungkin saja terjadi “arus kuat dan tidak biasa dan gelombang tak terduga di pantai setelah letusan gunung berapi tersebut.(AL JAZEERA )