Liputan Publik
Bisnis

Perjuangan Kartini DANA Berdayakan Teknologi untuk Perempuan

Jakarta, liputanpublik.com – Aplikasi dompet digital DANA menilai peran perjuangan yang digelorakan RA Kartini tak boleh surut di tengah perkembangan zaman.

DANA menilai perempuan memiliki potensi yang sama dengan laki-laki untuk berkontribusi positif bagi dirinya sendiri, lingkungan di sekitarnya, hingga negara.

Mengutip riset United Nations (UN) Women pada Juli 2020, DANA mengakui bahwa perempuan banyak memanfaatkan internet untuk keperluan usahanya dibandingkan laki-laki.

Bahkan, sebanyak 54 persen perempuan Indonesia mengadopsi penggunaan internet untuk mendorong usahanya. Persentase ini jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan persentase laki-laki yang memanfaatkan internet, yaitu sejumlah 39 persen.

“Termasuk di Indonesia, perempuan menjadi kunci penting dalam kemajuan UMKM di Indonesia,” ujar Chief People & Corporate Strategy Officer DANA Indonesia, Agustina Samara dalam keterangannya, Rabu (20/4).

Kata Agustina, merujuk pada data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM), perempuan mendominasi pelaku UMKM. Misalnya, di tingkat usaha mikro, 52 persen dari 63,9 juta pelaku usaha mikro di Indonesia adalah perempuan.

“Dominasi perempuan juga dirasakan pada tingkat usaha kecil yaitu sebesar 56 persen dari 193 ribu usaha kecil dan tingkat usaha menengah sejumlah 34 persen,” tambahnya

Agustina menyebut kisah RA Kartini bukan sekadar sejarah. Berkat jasanya, beliau telah memperjuangkan kesetaraan hak bagi perempuan untuk memperluas perannya dalam berbagai aspek kehidupan. Semangat itu pula yang menginspirasi emansipasi perempuan di masa kekinian.

Termasuk, kata dia, dalam ruang lingkup kerja DANA yang berupaya mematahkan stigma perusahaan teknologi finansial kerap didominasi karyawan laki-laki. Dalam konteks ini, DANA memberikan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya bagi perempuan yang memang memiliki kapabilitas untuk menempati divisi teknologi maupun posisi strategis.

 

“SDM perempuan di DANA terus meningkat dan sejak 2019 sampai sekarang tumbuh 142 persen, dengan jumlah SDM perempuan yang telah mencapai 32 persen dari total SDM. Perempuan juga mulai banyak mengisi divisi teknologi dan produk, sekiranya 19 persen perempuan mengisi divisi teknologi dan 39 perempuan berada di divisi produk,” ujar Agustina.

Bukan itu saja, sambungnya, perempuan juga banyak yang menempati posisi penting dan strategis di DANA, yaitu 30 persen di level manajerial dan 40 persen di level eksekutif.

Capaian ini, kata dia, termasuk menjawab disparitas dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Survei Angkatan Kerja Februari 2020 yang menyebutkan bahwa perempuan memiliki pendapatan 23 persen lebih rendah dibandingkan laki-laki.

DANA berusaha mematahkan stigma perusahaan teknologi finansial didominasi laki-laki dengan memberi kesempata seluas-luasnya kepada karyawan perempuan menduduki posisi strategis. (Arsip DANA)

Jalinan kemitraan bisnis dengan pengusaha perempuan juga terus berlangsung. Misalnya, DANA berkomitmen kuat dalam menjalin kemitraan dengan Resmin Situmorang, pemilik R&R Craft yang juga merupakan UMKM mitra DANA Bisnis.

Menurut Agustina, Resmin ikut berpartisipasi dalam menggali potensi pariwisata daerahnya, yaitu Danau Toba dengan mengembangkan bisnis kerajinan tangan Ulos dan mendigitalisasi usahanya agar berdaya saing.

“Cerita Resmin merefleksikan satu dari ratusan juta perempuan Tanah Air yang merasakan hasil perjuangan RA Kartini hingga detik ini,” ujar Agustina.

Teknologi untuk Perempuan Mandiri

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang teknologi finansial, DANA pun tidak tinggal diam membantu UMKM yang diterpa badai pandemi Covid-19. Pemberdayaan UMKM perempuan lewat teknologi finansial terus diperkenalkan dengan menyajikan fitur yang inklusif untuk semua pengguna, memberikan edukasi berkelanjutan, hingga menggandeng mitra strategis untuk memberikan dampak yang lebih luas.

Salah satu wujudnya dengan menjalin kerja sama dengan Mercy Corps Indonesia (MCI) melalui program CAMELIA (COVID-19 Recovery for Women-led Small Businesses in Greater Malang) yang difokuskan pada program pemberdayaan bagi pengusaha perempuan yang terkena dampak Covid-19.

“Teknologi adalah jembatan untuk memberdayakan perempuan dengan segenap peran yang dijalankan di era digitalisasi. Kunci utama pemberdayaan perempuan tetap terletak pada masing-masing individu untuk bisa melihat perempuan atas dirinya sendiri, baik dari karakteristik maupun kapabilitasnya,” pungkas Agustina. (cnn)

Liputan Terkait