Liputan Publik
Hukum

Polisi Akan Layangkan Panggilan kedua terhadap Edy Mulyadi

liputanpublik.com-Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri bakal melayangkan panggilan kedua terhadap Edy Mulyadi.

Panggilan kedua ini dilayangkan usai Edy tak hadir dalam agenda pemeriksaan yang dijadwalkan pada Jumat (28/1) hari ini.

 

“Laporan penyidik infonya bersedia hadir. Kalau sekarang beralasan untuk menunda kehadiran, kita kirim panggilan kedua,” kata Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto saat dikonfirmasi, Jumat (28/1).

Kendati demikian, Agus belum membeberkan kapan pemanggilan kedua terhadap Edy akan dilayangkan oleh penyidik.

“Penyidik tahu apa yang harus mereka kerjakan, agenda penyidikan kan sudah mereka susun,” ujarnya.

 

Di sisi lain, Agus turut menyampaikan jika Edy kembali absen pada pemeriksaan kedua, maka pihaknya akan menjemput yang bersangkutan secara langsung.

“Enggak datang lagi ya kita panggil ketiga dengan perintah membawa,” ucap Agus.

Diketahui, Edy tak hadir dalam pemeriksaan pada Jumat (28/1) hari ini dengan alasan pemanggilan tidak sesuai dengan prosedur. Lewat kuasa hukumnya, Edy pun meminta penundaan pemeriksaan.

“Jadi kan itu minimal harus tiga hari, ini baru dua hari sudah ada pemanggilan, intinya itu sudah tidak sesuai dengan KUHAP. Kami minta itu diperbaiki lagi surat pemanggilan,” kata kuasa hukum Edy, Herman Kadir di Bareskrim Polri, Jumat (28/1).

 

Sebagai informasi, kasus Edy Mulyadi ini berkaitan dengan cuplikan video berisi pernyataannya yang mempermasalahkan pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

Edy juga menyindir Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto. Ia menyebut bahwa Ketua Umum Partai Gerindra itu sebagai macan yang jadi mengeong. Pernyataan Edy pun menjadi viral di media sosial dan berujung pada laporan di Polda Sulawesi Utara (Sulut) oleh Kader Partai Gerindra.

 

Di sisi lain, Edy turut menyebut bahwa wilayah Kaltim sebagai tempat ‘jin buang anak’ sehingga menjadi aneh apabila ibu kota negara dipindahkan ke wilayah tersebut. Ia pun mengatakan bahwa segmentasi orang-orang di Kaltim adalah ‘kuntilanak’ hingga ‘genderuwo.(CNN)

Liputan Terkait