Menjelang tengah malam di hari pertama pelaksanaan Musyawarah Besar (Mubes) VIII Forum Pesantren Sumatera Selatan (FORPESS), KH. Syarif Choumas Asyawaly atau yang lebih dikenal dengan sapaan Gus Syarif memutuskan untuk maju dalam pencalonan Ketua Umum FORPESS masa bakti 2022-2026.
Kemunculan tokoh muda pesantren di tengah konstelasi “politik” kiai sepuh para pengasuh pesantren ini menumbuhkan gairah baru bagi kiai-kiai muda untuk terus mengikuti Mubes VIII FORPESS.
Gus Syarif sendiri mengakui bahwa majunya dalam kontestasi ini ingin mewakili aspirasi para kiai muda yang ingin perubahan konkrit pada FORPESS agar sesuai dengan tuntutan kemajuan zaman.
“Saya maju bukan semata-mata karena ambisi untuk duduk di kursi Ketua FORPESS, tetapi ingin merevitalisasi organisasi dan menghidupkan lagi tujuan didirikannya FORPESS, yaitu menjadi ajang atau forum para pemimpin pesantren bertemu, bersilaturahmi, berdiskusi dan saling sharing ilmu dan pengalaman,” urai Gus Syarif.
FORPESS ini, lanjut Gus Syarif, membutuhkan satu figur yang memiliki kreatifitas dan talenta yang membuatnya mampu memaksimalkan keberadaan FORPESS dalam memajukan pondok pesantren di Sumatera Selatan, sebagaimana visi yang ia tawarkan dalam pencalonan ini, yakni “Bersama FORPESS berjuang mewujudkan pesantren Sumatera Selatan yang berkah, mandiri dan bermartabat”.
Bila nanti dipercaya mengemban amanah, misi pertamanya adalah ingin menjadikan FORPESS sebagai sarana silaturahmi dan tasywirul afkar untuk kemajuan pesantren.
Gus Syarif juga bertekad akan membangun pesantren Sumsel yang mandiri, inovatif dan produktif dan menjadikan pesantren sebagai sumber ilmu pengetahuan dunia dan akhirat. Dan yang terpenting, menurutnya, FORPESS harus melakukan kerjasama yang aktif dengan semua stakeholder dengan prinsip simbiosis mutualisme.
Kiai muda yang juga pengasuh Pondok Pesantren Sabilul Hasanah Banyuasin ini tidak ingin FORPESS ini hanya terkesan sekedar sebagai juru bayar bantuan-bantuan pemerintah kepada pesantren.
“FORPESS harus kembali melihat pada apa tujuan awal didirikannya organisasi ini oleh para kiai yang ada di Sumsel. Para kiai ingin melalui FORPESS mereka bisa saling bekerja sama memajukan pesantren,” pungkasnya. (LP/gd)